 |
waspadai nyeri hebat yang mendadak terasa di dada. |
Baru-baru ini saya dikejutkan oleh berita duka
dari seorang teman yang tiba-tiba mengalami koma di Manado. Hingga dua
hari yang terasa sangat lama bagi sanak family itu, sampailah pada kenyataan
bahwa teman saya akhirnya harus berpulang kepada-Nya. Menghembuskan nafas
terkahirnya, meninggalkan keluarga, istri, anak-anak yang masih lucu-lucunya.
Walaupun kami tidak intens bertemu tatap muka,
namun komunikasi yang terjalin baik membuat kami memiliki ikatan emosional.
Saat ia berkunjung ke Yogyakarta misalnya tak segan ia mengontak saya walaupun
sekedar menanyakan rekomendasi makan malam. Sebaliknya saat saya ke Jakarta
juga demikian. Atau saat bulan puasa kemarin ia main ke Semarang, tempat dimana
kantor saya berada saat ini, kami saling mengundang buka bersama waluapun
akhirnya kami hanya buka bersama di restoran tempat nongkrong masing-masing,
karena sama-sama sebagai "protokoler makan" hehe.
Yang paling mengganggu perasaan saya atas kabar
duka ini adalah, bahwa kami sama-sama seorang ayah, yang karenanya banyak
kesamaan pemikiran. Saya yakin juga ada kesamaan lain misalnya, bahwa saya dan
dia, sama-sama sering bekerja meninggalkan keluarga, keluar kota, dan sering bekerja
hingga malam.Workaholic!
Saya jadi berkaca diri, terkait workaholic ini.
Dipikir-pikir memang laki-laki seringnya kelupaan dan kelewatan kalo lagi
tune-in kerja. Melenakan dan melelahkan. Dan situasi yang seringkali
buruk bagi tubuh kita itu, kita sendiri yang memilihnya.
Bersyukur di tempat lain saya juga memiliki
seorang teman SMA yang juga workaholic yang senang mengingatkan untuk menjaga
gaya hidup sehat. Sekali ia pernah yang berbagi "warning" akan bahaya
sifat workaholic dan gaya hidup tidak teratur itu. Ia berbagi pengalaman saat
mengalami kram otot dada. Dalam blognya www.amarramdani.wordpress.com ia
tulis pengalamannya sebagai berikut:
"Namanya kram otot dada kata dokter
anggia spesialis jantung di grand medistra utama lubuk pakam Medan Sumatera
utara, senin 27 April 2015 silam. Disampaikan saat kontrol terakhir setelah
melakukan kepastian dengan chek ekg,darah dan usg jantung. Dan akhirnya Saya
boleh pulang dari Medan.
Pengalaman ini sangat berharga bagi Saya
pribadi karena Saya anggap ini merupakan nyawa kedua. Setelah sebelumnya
terkena seperti serangan jantung diatas pesawat Garuda Indonesia yang akan
mendarat di bandara kuala namu – Medan dan kalo tidak sigap penanganannya dan
panik,nafas terhenti Saya tinggal nama.
Awalnya tidak ada keluhan apa-apa,berangkat
dari kos pukul 3 pagi pada hari Kamis,23 April 2015 menuju bandara,antri solat
subuh lalu jam 6 pagi kita terbang dari bandara sukarno hatta Jakarta.
Perjalanan ke Medan menempuh waktu perjalanan selama 2 jam.
Saat akan mendarat tiba tiba saja dada kiri
Saya seperti dipukul sangat keras,lalu diremas sangat kuat. Rasanya sangat
sakit,lalu nafas seperti tercekik sulit sekai untuk bernafas. Dingin
mulai terasa dari kaki,badan,tangan dan bagian muka disusul rasa seperti
kesemutan. Menahan kesakitan tersebut, tangan dan kaki Saya kaku. Yang Saya
lakukan hanyalah bagaimana caranya Saya tetep bernafas,mulai duduk bersimpuh
lalu meniupkan dan menarik nafas dari mulut berulang ulang hingga pesawat benar
benar mendarat.
Disebelah saya kebetulan kosong. saya duduk di
26C. Mau minta tolong Pramugari sulit. Tak lama, Setelah mendarat, Saya
paksakan lari tapi tepat di bisnis 1, Sudah tidak kuat dan tergeletaklah
disana.
Pramugaripun kontak dokter bandara dan segera
melakukan pertolongan pertama,saya tidak melihat secara langsung namun hanya
mendengar suaranya saja agar tetap terus keluarkan suara dan harus tetap sadar.
Sesekali saya ditampar dan dipanggil jika suara sdh hilang.
Selain di tampar-tampar kaki dan tangan digerakakan
paksa karena darah tdk mengalir. Dipakaikan alat jantung,lidah saya ditarik dan
dipasangkan oksigen. Setelah dilakukan pertolongan pertama dengan menyuntikan
alat pereda nyeri,Saya mulai membuka mata namun yang ada seluruh ruangan
seperti berputar sehingga membuat mual dan muntah.
Dokter Maruly namanya yang menangani Saya di
bandara (info dari tim Saya di Medan), segera saja membawa ke rumah sakit grand
medistra,salah satu rumah sakit terdekat dari bandara. Dengan menggunakan mobil
ambulance ditemani oleh pak Togap (area manager) dan kristian (pimpinan cabang
kalbe medan). Kebetulan mereka berdua yang rencananya memang menjemput
dibandara.
Pukul 12.00 wib setelah dirawat di UGD.
Akhirnya Saya sadar dan sudah seperti biasa. Sudah hilang rasa sakit, tidak ada
lagi semutan di seluruh badan, tidak ada lagi rasa sakit didada, Saya kembali
normal. Interview dengan dokterpun di mulai untuk menceritakan yang dirasakan
dan kebiasaan kesehatan saya. Apakah merokok,bagaimana pekerjaan
sehari-hari,apakah sering olah raga dst. Singkat cerita Akan dilakukan beberapa
test untuk memastikan apa sakitnya sampai Senin, 27 April 2015.
Ternyata Saya terserang kram otot dada.
Gejalanya memang seperti serangan jantung, kata orang jawa namanya “angin
duduk”.kalo andaikan Saya meninggal mungkin didiagnosa terkena serangan jantung
atau asam lambung naik. Krn tidak mungkin di chek secara detail lagi kan?
Bisa menyerang kapan saja, usia berapa saja,
dan jenis kelamin apapun. Beberapa penyebabnya adalah kelelahan baik secara fisik
atau psikis (pikiran), jarang berolah raga,tidur kurang dan makan yg tidak
teratur. Gejalanya biasanya kita gampang marah, emosional karena hormon
endorfinnya kurang bawaannya beteee terus karena kurang tidur.
Memang pada waktu tersebut pekerjaan Saya
sangat banyak, pulang kantor Saya masih bekerja,habis subuh masih
bekerja,pagi-magrib bekerja dikantor. Ada project yang sedang Saya handle
sebelum resign. Tidurpun kurang,olah raga jarang, pikiran tersita dipekerjaan.
Saya akui salah krn tidak bisa manage tapi kalo Saya tidak kerjakan bisa-bisa
ga selesei dan boss menilai kerja kita lambat.
Tapi ini pelajaran bagi kita semua, sudah
banyak korban meninggal yang tiba-tiba contoh Yani libels,Didi Petet,atau
seorang copy writer yang bekerja di salah satu agency di Jakarta dan masih
banyak lagi yang tidak dikenal orang,termasuk saudara Saya mas wawan. Bahkan di
hari Jumat malam teman kantor Bapak di kementrian kehutaan meninggal di bandara
Soekarno Hatta seteleh terbang dari Pontianak, padahal sebelumnya jam 7 p.m
masih chat di grup whatsap dan masih ngobrol-ngobrol dg kepala balai Pontianak
di Bandara.
Oleh karena itu, Milikilah keseimbangan hidup.
Bersikaplah profesional. Pulanglah tepat waktu dan mulailah dengan kehidupanmu.
Tidurlah minimal 5 jam, makanlah teratur dan pastikan seminggu sekali anda
berolah raga atau melakukan hobi mu.
Percaya ke Saya, kerjaan itu tidak akan ada
habisnya. Terkadang anda sudah seleseikan tugasmu dengan baik, akan datang
kerjaan lain dan kerjaan tadi tidak diapresiasi karena itu memang sudah
kewajibanmu untuk melakukan hal tersebut kan. Jangan kaget itu normal guys
dimanapun anda bekerja. Jadi buatlah kerjaanmu enjoy..buatlah tim anda enjoy,
Kerjakan saat jam kerja, akan jauh lebih efektif dibandingkan masalah kerjaan dibawa
ke rumah"
Jika demikian adanya, maka kita yang tak punya
rekam jejak penyakit jantung pun sepatutnya waspada. Sebagai pemimpin yang baik
mari kita penuhi hak tubuh kita untuk mendapatkan makanan dan minuman terbaik
dan istirahat yang cukup. Bekerja boleh saja, tapi separah-parahnya kita
bekerja apabila kita tiada maka kantor atau perusahaan itu tetap jalan.
Sementara keluarga kita? tentu akan sangat kehilangan.
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.