Friday 29 January 2016

Perlu pertimbangan cermat kapan membeli mobil Eropa.
Prinsip utama dalam mempertimbangkan membeli mobil Eropa biasanya adalah harga pasaran seken-nya yang murah. Hal ini karena memang depresiasi harganya cukup besar yang disebabkan sedikitnya peminat di pasar sekunder. Sebagai contoh mobil BMW Seri 5 tipe 528i F10 pada tahun 2014 harga barunya dibanderol 1.25 Miliar, saat ini (2016) harga pasaran sudah berada di titik 800- 900an juta. Alias turun hampir seperempatnya.

Maka dari itu, bila dipikir-pikir secara jujur, mobil Eropa itu memang cocok dibeli oleh orang the have. Yang melihat nilai kendaraan bukan dari harga beli dan jualnya semata, melainkan pada kualitas dan kelas yang dinikmati dari sensasi sebuah mobil Eropa. Bagaimana tidak? depresiasinya gila-gilaan seperti itu.

Nah bagi kalangan menengah mungkin bisa memilikinya setelah rentang waktu beberapa tahun (3-5 tahun) menyasar pada harga seken yang cukup moderat. Namun tetap saja harga demikian terasa mahal bagi konsumen kalangan menengah pemula dengan pemikiran masih akan ada depresiasi lagi beberapa tahun ke depan. Kabar baik bagi konsumen ini adalah: adanya titik jenuh dimana harga mobil bekas Eropa akan turun hingga bertahan pada titik tertentu untuk jangka waktu lama. Biasanya menunggu hingga umur mobil di atas 10 tahun.

Sebagai contoh titik jenuh depresiasi adalah mobil BMW Seri 5 tipe 528i E39 tahun 1997 yang dibanderol (sesuai faktur) seharga Rp170-an juta saat itu. Jika ditarik nilai kekinian (present value) adalah sekitar Rp800an juta. Dan seperti kebanyakan mobil Eropa depresiasinya terus terjadi hingga sampailah titik jenuh harga mobil itu saat ini di angka 50-85 juta rupiah (kondisi standar). Jadi bayangkan saja, hanya tersisa 10% dari harga permulaan. Usianya? sudah belasan tahun mendekati usia dewasa secara hukum 21 tahun, #eh..
 
Tapi apa yang Anda dapatkan dari tua sedan keluaran 1997 tersebut? Sebuah kendaraan yang masih tangguh, reliable, tetap up to date dan berlimpah fitur sehingga masih relevan dipakai zaman sekarang. Pada beberapa varian bahkan melampaui fitur kendaraan murah saat ini. Misalnya teknologi semacam ABS, EBD, SRS Airbag, Electric Seat with Memory Seat, Dual Climate Control, On Board Computer (Multi Information Displa;red) dan masih banyak lagi.

Jadi memang membeli mobil bekas buatan Eropa adalah pilihan yang pragmatis bagi orang yang berbudget rendah tapi ingin tetap kekinian, karena salah satu keunggulan mobil Eropa adalah auranya yang evergreen. Berbeda dengan misalnya mobil Jepang low MPV atau low-end sedan keluaran sepuluh tahun lalu yang saat ini menjadi terlihat so yesterday dan hampir terlupakan.

Jangan fikirkan biaya perawatan untuk mobil lawas seperti ini, pikirkan saja depresiasinya yang sudah mentok. Jangan mau dibodohi trick ATPM mobil-mobil kebanyakan sekarang ini yang selalu menaikan banderol harga mobil barunya tahun demi tahun, semakin overprice dan ujung-ujungnya diskon besar-besaran di akhir model menjelang facelift. Anda tahu untuk apa? Agar harga jual di pasar bekas juga tetap tinggi. Ini lingkaran setan. Begitu banyak user pemula yang tidak cukup budget untuk membeli mobil baru yang overpriced itu, agar demand terhadap mobil bekas senantiasa terjaga.

Just my 2 cent... heheh. Peace!

2 comments:

  1. emang beda ya kl yg nulis master.....dahsyat boooo!!!

    ReplyDelete
  2. Kalo udh sama tua nya mopang vs eurokar hargane hmpir mirip, mentok ga turun lagi. Tapi di usia sama tua itu... Jauh banget kondisinya dari build quality fitur desain dll

    Contoh: small sedan BMW e36 vs Honda Civic Genio

    ReplyDelete

Visitors