Kematian mendadak smartphone
high-end Samsung milik saya sungguh membuat sedih. Sementara banyak data yang
belum sempat saya backup, menjadi tidak terselamatkan. Andai saja service
centre di kota saya sedikit mau berusaha, saya yakin pasti ada cara untuk menyedot
data di dalamnya alih-alih memvonis “mesin rusak” dan harus ganti,di flash, reset, data hilang
semua. Ini menjadi kesedihan beruntun setelah kisah gegar otak dan gagal
jantung dua smartphone buatan RIM, the sunset blackberry, yang sama-sama rusak.
Entah saya terlalu hardcore dalam penggunaan handphone atau bagaimana. Menurut
seorang kawan, kebiasaan saya menaruh smarphone di saku menjadi salah satu
penyebabnya.
Kejadian di atas akhirnya menjadi
pemicu kembalinya saya dalam jagad bursa elektronik di forum-forum jual beli
nasional. Setelah sekian lama berselancar tanpa hasil, menimbang, lirik kanan
kiri, akhirnya pada satu minggu yang tenang lirikan saya jatuh juga pada wajah
istri saya yang manyun asyik masyuk dengan iPhone-nya. Saya sejak dulu anti menggunakan
iPhone dengan alasan tidak user friendly.
Saya dan istri memang benar-benar
“opposite completes”, hampir dalam banyak hal berbeda selera dan berbeda sudut
pandang. Seperti yin dan yang, hitam dan putih. Termasuk dalam urusan gadget.
Ia adalah tipe yang tidak suka membeli barang elektronik overspec hanya atas
nama fashion atau prestise. Sementara saya suka membeli sesuatu yang kadang
tidak perlu. Beruntunglah saya menikah dengannya, manajer keuangan yang pelit.
Haha.
Istri saya masih setia dengan
iPhone 4 yang bisa dibilang jadul, namun masih mumpuni dan tetap elegan.
Apalagi setelah dicekoki upgrade iOs 7 (walaupun partial), cukup untuk menemani
hari-hari yang semakin padat informasi. Demi melihat durabilitas dan kehandalannya,
saya benar-benar yakin ini adalah takdir yang menuntun saya pada smartphone
bernama iPhone.
Istri saya, manajer kuangan yang
pelit itu, mengatakan pendapatnya tentang matinya smartphone high-end Samsung
milik saya:
“Alhamdulillah..”
“What!!??” saya menjawab sedikit
sensi(tif).
“Ya, Alhamdulillah. Artinya Ayah
sedang diberikan rizki untuk membeli HP baru”
“Ah, iya juga. Ayah mau beli iPhone 5s. Bagaimana Sayang?.
“Nope!! Kamu pake iPhone 4 aku
aja”
“Katanya beli HP baru?!!”
“Ya, itu yang baru nanti untuk
aku..”
Mamamia!! Saya pun tepok jidat. Jadi ini rejeki siapa sebenernya?!!
iPhone 7, Fatamorgana
Walaupun kantong masih banyak
ruang melompong untuk diisi, tapi hawa nafsu duniawai saya sungguh tertarik
dengan iPhone. Untungnya Tuhan sudah mengirimkan seorang manajer keuangan yang pelit di rumah, benteng hawa nafsu saya. Ketertarikan saya pada iPhone yang lain dari biasanya terjadi karena
kekecewaan yang mendalam pada durabilitas smartphone mahal kelas high-end
sebelumnya. Semacam pribadi yang rapuh pasca putus, dan ada gacoan baru yang
langsung memikat hati. Mengobati rasa sakit kehilangan dengan pengganti yang
baru. Eaaa.... Padahal durabilitas gadget apapun sedikit banyak dipengaruhi
pemakainya. Tapi ah, sudahlah saya acuhkan saja. Hati saya sedang jatuh cinta. Sementara masa depan pembelian iPhone 52 masih akan diputuskan dalam rapat paripurna, pikiran saya sudah kompulsif pada fatamorgana bernama iPhone 7.
Setelah menimang-nimang, dalam
arti sesungguhnya, unit iPhone 4, 4s dan 5 hingga 6 hasil pinjaman sesaat dari
teman. Entah bagaimana saya memang hanya menyukai desain dan “test on hand”
dari iPhone 4 dan 5. Bagi saya iPhone 6 seperti kehilangan jatidiri. Semacam
mobil BMW keluaran era 2005-2010 yang desainnya kejepang-jepangan. Jika bujukan
kepada manajer keuangan yang pelit di rumah berhasil, saya akan membeli iPhone
4s atau jajaran iPhone 5. Saya sisihkan dulu iPhone 6 dari pandangan. Karena gosip
iPhone 7 toh sudah keluar. Percuma saja mengejar flagship yang sebentar lagi
turun setengah tiang.
Spekulasi tentang smartphone
terbaru keluaran dari Apple, iPhone 7, telah ramai dibicarakan walaupun
sepertinya masih perlu menunggu beberapa tahun lagi sebelum peluncurannya.
Perkiraan tanggal release iPHone 7 adalah
sekitar caturwulan ke tiga pada tahun 2016 nanti. Masih cukup lama ya? Tapi
kita sudah bisa merasakannya, ia sudah dekat. Tentu dengan didahului gelontoran
iPhone 6 dan iPhone 6 Plus di akhir tahun 2015 ini.

Jika kita melihat perkembangan
dari iPhone 4. 4s, 5, 5s hingga iPhone 6 Plus, disetiap waktu menjelang
peluncurannya selalu timbul desas-desus dari para pelanggan setianya. Dan
masalah fitur serta penyempurnaan adalah hal yang paling disukai sebagai gosip.
Ah, kapan-kapan saja saya bahas
gosip fitur andalan iPhone 7. Manajer keuangan di rumah baru saja menghubungi
saya untuk menemaninya dalam suatu acara cooking class bersama-sama ibu-ibu
komunitas weekend besok. Katanya hendak membuat tiramisu.
iPhone 7 sepertinya masih
fatamorgana, hiks...
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.