Thursday 22 May 2014

Kematian mendadak smartphone high-end Samsung milik saya sungguh membuat sedih. Sementara banyak data yang belum sempat saya backup, menjadi tidak terselamatkan. Andai saja service centre di kota saya sedikit mau berusaha, saya yakin pasti ada cara untuk menyedot data di dalamnya alih-alih memvonis “mesin rusak”  dan harus ganti,di flash, reset, data hilang semua. Ini menjadi kesedihan beruntun setelah kisah gegar otak dan gagal jantung dua smartphone buatan RIM, the sunset blackberry, yang sama-sama rusak. Entah saya terlalu hardcore dalam penggunaan handphone atau bagaimana. Menurut seorang kawan, kebiasaan saya menaruh smarphone di saku menjadi salah satu penyebabnya.

Kejadian di atas akhirnya menjadi pemicu kembalinya saya dalam jagad bursa elektronik di forum-forum jual beli nasional. Setelah sekian lama berselancar tanpa hasil, menimbang, lirik kanan kiri, akhirnya pada satu minggu yang tenang lirikan saya jatuh juga pada wajah istri saya yang manyun asyik masyuk dengan iPhone-nya. Saya sejak dulu anti menggunakan iPhone dengan alasan tidak user friendly.

Saya dan istri memang benar-benar “opposite completes”, hampir dalam banyak hal berbeda selera dan berbeda sudut pandang. Seperti yin dan yang, hitam dan putih. Termasuk dalam urusan gadget. Ia adalah tipe yang tidak suka membeli barang elektronik overspec hanya atas nama fashion atau prestise. Sementara saya suka membeli sesuatu yang kadang tidak perlu. Beruntunglah saya menikah dengannya, manajer keuangan yang pelit. Haha.

Istri saya masih setia dengan iPhone 4 yang bisa dibilang jadul, namun masih mumpuni dan tetap elegan. Apalagi setelah dicekoki upgrade iOs 7 (walaupun partial), cukup untuk menemani hari-hari yang semakin padat informasi. Demi melihat durabilitas dan kehandalannya, saya benar-benar yakin ini adalah takdir yang menuntun saya pada smartphone bernama iPhone.

Istri saya, manajer kuangan yang pelit itu, mengatakan pendapatnya tentang matinya smartphone high-end Samsung milik saya:

“Alhamdulillah..”

“What!!??” saya menjawab sedikit sensi(tif).

“Ya, Alhamdulillah. Artinya Ayah sedang diberikan rizki untuk membeli HP baru”

“Ah, iya juga. Ayah mau beli iPhone 5s. Bagaimana Sayang?.

“Nope!! Kamu pake iPhone 4 aku aja”

“Katanya beli HP baru?!!”

“Ya, itu yang baru nanti untuk aku..”

Mamamia!! Saya pun tepok jidat. Jadi ini rejeki siapa sebenernya?!!

iPhone 7, Fatamorgana

Walaupun kantong masih banyak ruang melompong untuk diisi, tapi hawa nafsu duniawai saya sungguh tertarik dengan iPhone. Untungnya Tuhan sudah mengirimkan seorang manajer keuangan yang pelit di rumah, benteng hawa nafsu saya. Ketertarikan saya pada iPhone yang lain dari biasanya terjadi karena kekecewaan yang mendalam pada durabilitas smartphone mahal kelas high-end sebelumnya. Semacam pribadi yang rapuh pasca putus, dan ada gacoan baru yang langsung memikat hati. Mengobati rasa sakit kehilangan dengan pengganti yang baru. Eaaa.... Padahal durabilitas gadget apapun sedikit banyak dipengaruhi pemakainya. Tapi ah, sudahlah saya acuhkan saja. Hati saya sedang jatuh cinta. Sementara masa depan pembelian iPhone 52 masih akan diputuskan dalam rapat paripurna, pikiran saya sudah kompulsif pada fatamorgana bernama iPhone 7.

Setelah menimang-nimang, dalam arti sesungguhnya, unit iPhone 4, 4s dan 5 hingga 6 hasil pinjaman sesaat dari teman. Entah bagaimana saya memang hanya menyukai desain dan “test on hand” dari iPhone 4 dan 5. Bagi saya iPhone 6 seperti kehilangan jatidiri. Semacam mobil BMW keluaran era 2005-2010 yang desainnya kejepang-jepangan. Jika bujukan kepada manajer keuangan yang pelit di rumah berhasil, saya akan membeli iPhone 4s atau jajaran iPhone 5. Saya sisihkan dulu iPhone 6 dari pandangan. Karena gosip iPhone 7 toh sudah keluar. Percuma saja mengejar flagship yang sebentar lagi turun setengah tiang.

Spekulasi tentang smartphone terbaru keluaran dari Apple, iPhone 7, telah ramai dibicarakan walaupun sepertinya masih perlu menunggu beberapa tahun lagi sebelum peluncurannya. Perkiraan tanggal release iPHone 7  adalah sekitar caturwulan ke tiga pada tahun 2016 nanti. Masih cukup lama ya? Tapi kita sudah bisa merasakannya, ia sudah dekat. Tentu dengan didahului gelontoran iPhone 6 dan iPhone 6 Plus di akhir tahun 2015 ini.

Ada juga informasi yang mengatakan bahwa iPhone 7 akan diluncurkan pada caturwulan ke tiga tahun 2015 ini, satu tahun sejak peluncuran  iPhone 6 and iPhone 6 Plus. Namun demikian, informasi dari dalam Apple mengungkapkan Apple sedang dalam proses epluncuran iPhone 6s dan dimungkinkan turut pula iPhone 6S Plus yang menggunakan Apple SIM (universal SIM card) pada tahun ini, membuat kita kembali beranggapan bahwa paling tidak iPhone 7 hanya akan diluncurkan tahun depan entah caturwulan ke berapa.

Jika kita melihat perkembangan dari iPhone 4. 4s, 5, 5s hingga iPhone 6 Plus, disetiap waktu menjelang peluncurannya selalu timbul desas-desus dari para pelanggan setianya. Dan masalah fitur serta penyempurnaan adalah hal yang paling disukai sebagai gosip.

Ah, kapan-kapan saja saya bahas gosip fitur andalan iPhone 7. Manajer keuangan di rumah baru saja menghubungi saya untuk menemaninya dalam suatu acara cooking class bersama-sama ibu-ibu komunitas weekend besok. Katanya hendak membuat tiramisu.


iPhone 7 sepertinya masih fatamorgana, hiks...

0 comments:

Post a Comment

Visitors