Sunday 13 July 2014

Generasi penerus dari keluarga Seri 5 serta para anak emasnya, jajaran M5, akan terus lahir dan berevolusi menjadi ultimate driving machine yang lebih baik.  Tapi bagi saya, generasi e39 adalah salah satu karya BMW terbaik hingga era modern saat ini.

Dia bukanlah BMW terbaik dalam hal khusus seperti kecepatan, akselerasi, handling atau kecanggihan fitur. Tapi lebih menyerupai kombinasi ajaib dari semua hal tadi. Saat tulisan ini dibuat, harga mobil bekas untuk BMW e39 tidak sampai melebihi harga LCGC yang digemborkan pemerintah belakangan ini. Jika saya boleh memilih saya tentu memilih e39 540i diantara line up yang ada. Namun saya harus cukup puas jika hanya bisa mengendarai seri 528i atau 530i. Karena memang jenis itu saja yang secara umum dipasarkan di Indonesia di era 90-an hingga awal 2000. 

Sejujurnya saya sering melakukan perbandingan yang tidak seimbang karena hanya menggunakan harga jual ritel mobil bekas sebagai patokan. Namun saya tidak melihat sedan legal di jalan raya yang dapat dipergunakan untuk mengangkut keluarga kecil (Ayah, Ibu, Anak-anak) yang lebih baik dari BMW e39. Saya sudah mencoba sedan lawas hingga sedan terbaru yang biasa dibeli oleh akuntan atau boss-boss perusahaan menengah. Tidak ada mobil yang bisa seperti BMW e39, yang bisa membuat para penumpang tertidur pulas namun sekaligus bisa membuat mereka berteriak kegirangan ketika saya memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi di jalan tol. Saya pernah mencoba stock BMW e39 528i prefacelift saya di jalan tol, sendirian, dan mencapai kecepatan 210 kpj dengan mudah. Saya rasa itu lebih dari cukup untuk membuat kendaraan lain tampak lambat seperti dalam slow motion.

Bagi saya pribadi -selaku sopir, e39 adalah mobil yang mengesankan. Ia terasa solid dan mantap di jalanan. Dan tidak kalah penting adalah desainnya yang klasik dan stylish. Benar-benar bukan pilihan buruk untuk sebuah mobil lawas dan merupakan sebuah contoh yang paten untuk mobil berjenis sedan (saloon). Saya suka dengan tagline pada awal-awal tahun produksinya: 5 series the perfect balance. Ada juga tagline favorit saya yang lain: The New 5 Series, designed to eat the miles.

Faktanya memang mobil ini memiliki keseimbangan antara kenyamanan dan performa. Bisa kita lihat pada kursi depan yang didesain dengan penopang bahu untuk menopang  saat mengendarai dengan agresif. Namun juga sekaligus memberi kenyamanan saat dipergunakan menembus perjalanan jarak jauh. Saya pernah melakukan perjalanan 2.000 km melewati tiga provinsi dan lebih dari selusin kota di Jawa, Indonesia, dengan kondisi jalan raya yang tidak seluruhnya bagus. Saya menikmatinya, kecuali istri saya sebagai navigator yang terlihat tidak cukup nyaman dengan isi dompetnya.

Untuk semua hal yang diberikan BMW e39, seharusnya Anda tidak bisa banyak mengeluh mengenai biaya perawatan. :D Good Luck!


3 comments:

  1. tulisan yang cukup membuat saya merasa nyaman memiliki e39 m54 2003 yang baru beberapa bulan di tangan saya. Well, meski hanya kelas paling kecil (520) dan masih ada beberapa PR yang agak pokok, overall, saya ikut membenarkan tulisan Om Kurniawan. Salam BMWCCI !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam balik dari jogja, walau agak telat, diangetin dikit biar gak basi ya om novi... :d selamat menikmati 520i nya, for some reason, mobil itu justru lebih low maintenance daripada 530i-nya.. temen bilang itu rasa e39 perawatan e46

      Delete
  2. nemu posting ini sudah cukup lama sekali. ijinkan saya ngobrol disini ya.
    saya setuju untuk biaya perawatan memang tidak ramah dengan kantong. memang itu yg harus dibayar untuk merasakan kenyamanan e39. saya pake e39 528i pre-facelift sudah menghabiskan sekitar 15jt untuk perbaikan cooling system, maintenance tune-up mesin, ganti oli dan lainnya. yah gimana ya, ini mobil bnr2 memberikan kesan yg berbeda sekali buat saya pada saat mengemudi.

    ReplyDelete

Visitors