Monday 27 July 2015

Rebelion
Buku MOS itu saya corat-coret gambar tengkorak, kucing, hingga kamen raider rx. Karena bosan, secara sadar saya melakukan hal yang berpotensi menjadi santapan lezat bagi dewan kedisiplinan, atau entah apa namanya saya lupa.

Benar saja. Dalam kelas inkubasi yang kaku dan tegang itu, nama saya dipanggil. Ah, suatu situasi yang menarik ketika namamu ada di daftar "pelaku pelanggaran" dan diserang secara verbal di depan teman-teman.

Inspeksi rutin yang dilakukan para senior piket itu memang terkadang mengada-ada dan terlalu dipaksakan.

Setelah muak dengan sekian tugas tidak berguna dari panitia pelaksana MOS, pukul 13.30 saya dibawa ke aula oleh seorang senior. Seragam putih abu-abu berlogo OSIS nya tampak kusam.

Sesampainya di halaman aula, saya "diambil alih" senior yang lain. Dikondisikan seolah-olah seperti terdakwa yang menunggu regu tembak beraksi: berdiri sendirian di depan pintu aula.

Entah kenapa seperti ada sensasi yang membius saya tuk ikuti saja apa yang akan terjadi. Detik demi detik seperti menanti momen dalam film thriller, bersiap untuk surprise "what's next?"

Di dalam aula, ada sekitar 30-40 senior berkumpul, dengan nasi kotak yang belum selesai disantap. Sepertinya mereka telat makan siang.

Diawali seorang wanita berjilbab yang cukup dominan, semprotan perihal corat-coret buku MOS itu dimulai. Tepat di muka saya.

Sekitar 10 hingga 15 orang senior yang merasa gagah dengan badge PIKET beurutan di belakangnya. Satu per satu mulai berpidato. Ada yang halus, ada yang berapi-api, ada yang sarkastik, bermacam-macam gayanya. Bermacam pula aromanya.

Adrenalin saya berdesir, namun terkendali demi mengingat nasehat Ibunda, agar selalu jadi murid budiman.

Hari itu saya pulang dengan perasaan gondok, mengapa teman-teman saya yang lebih jagoan dari saya mau-maunya menurut bagai kerbau dicocok hidungnya melakukan hal-hal bodoh dan tidak berguna. Tidak ikut bersama saya melakukan sedikit eksperimen?

Hari itu pula saya bersumpah tidak akan bergabung dalam Kepengurusan OSIS selama SMA.

Hidup adalah pilihan! :)
Tentu saja saya mendapati kesenangan yang lain semasa SMA.

0 comments:

Post a Comment

Visitors